Subscribe:

Sabtu, 9 Januari 2010

Al-fatihah

Al-Fatihah artinya pembukaan kitab secara tertulis. Dengan Al-Fatihah itu dibuka bacaan di dalam salat.


Anas bin Malik menyebutkan, Al-Fatihah itu disebut juga Ummul Kitab menurut jumhurul ulama. Dalam hadis sahih yang diriwayatkan al-Tirmidzi dari Abu Hurairah, ia menuturkan, Rasulullah bersabda, "alhamdulillahi rabbil "alamin" adalah Ummul Qur'an, Ummul Kitab, as-Sab'ul Matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang), dan Alquranul Azhim."


Surat ini disebut juga dengan sebutan al-Hamdu dan ash-Shalah. Hal itu didasarkan pada sabda Rasulullah saw, dari Rabbnya, Dia berfirman, "Aku membagi salat antara diriku dengan hamba-Ku menjadi dua bagian. Jika seorang hamba mengucapkan, 'alhamdulillahi rabbil 'alamin', maka Allah berfirman, Aku telah dipuji oleh hamba-Ku."

Al-Fatihah disebut Ash-Shalah, karena Al-Fatihah itu sebagai syarat sahnya salat. Selain itu, Al-Fatihah disebut juga Asy-Syifa'. Berdasarkan hadis riwayat ad-Darimi dari Abu Sa'id, sebagai hadis marfu', "Fatihatul kitab itu merupakan syifa' (penyembuh) dari setiap racun."
Juga disebut ar-Ruqyah. Berdasarkan hadis Abu Sa'id, yaitu ketika menjampi (ruqyah) seseorang yang terkena sengatan, maka Rasulullah saw bersabda, "Dari mana engkau tahu bahwa Al-Fatihah itu adalah ruqyah."

Surat Al-Fatihah diturunkan di Mekkah (Makkiyah). Demikian dikatakan Ibnu Abbas, Qatadah, dan Abu al-'Aliyah. Tetapi, ada juga yang berpendapat bahwa surat ini turun di Madinah (Madaniyah). Inilah pendapat Abu Hurairah, Mujahid, Atha' bin Yasar, dan az-Zuhri. Ada yang berpendapat, surat Al-Fatihah turun dua kali, sekali turun di Mekah dan yang sekali lagi di Madinah.

Pendapat pertama lebih serupa dengan firman Allah, "Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu sab'an minal matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang)." (Al-Hijr: 87).

Dan surat ini, secara sepakat, terdiri dari tujuh ayat. Dan ini bermakna Bismillah adalah sebahagian dari surah berbeza surah-surah yang lain. Hanya saja terdapat perbedaan pada masalah basmalah, apakah sebagai ayat yang berdiri sendiri pada awal surat Al-Fatihah, sebagaimana menurut kebanyakan para qurra' Kufah, dan pendapat segolongan sahabat dan tabi'in, atau bukan sebagai ayat pertama dari surat tersebut, sebagaimana yang dikatakan para qurra' dan ahli fiqih Madinah. Mengenai hal ini terdapat tiga pendapat, yang insya Allah akan dikemukakan pada pembahasan berikutnya.

Mereka mengatakan, surat Al-Fatihah terdiri dari 25 kata dan 113 huruf. Al-Bukhari mengatakan dalam awal kitab tafsir, "Disebut Ummul Kitab, karena Al-Fatihah ditulis pada permulaan Alquran dan mulai dibaca pada permulaan salat. Ada juga yang berpendapat, disebut demikian karena seluruh makna Alquran kembali kepada apa yang dikandungnya."

Ibnu Jarir mengatakan, orang Arab menyebut "umm" untuk semua yang mencakup atau mendahului sesuatu jika mempunyai hal-hal lain yang mengikutinya dan ia sebagai pemuka yang meliputinya. Seperti umm al-ra's, sebutan untuk kulit yang mengandung otak. Mereka menyebut bendera dan panji tempat berkumpulnya pasukan dengan umm.

Dzu ar-Rummah mengatakan, "Pada ujung tombak itu terdapat panji kami, yang menjadi lambang bagi kami, sebagai pedoman segala urusan, yang sedikitpun tak kan kami meng-khianatinya."
Maksudnya tombak. Mekah disebut umm al-Qura karena keberadaannya terlebih dahulu dan sebagai penghulu bagi kota-kota lain. Ada juga yang berpendapat karena bumi terbentang darinya.
Dan, benar disebut as-Sab'ul Matsani karena dibaca berulang-ulang dalam salat, pada setiap rakaat, meskipun kata al-Matsani memiliki makna lain, sebagaimana akan dijelaskan pada tempatnya, insya Allah.
Sumber: Terjemahan Ibnu Katsir, Pustaka Imam Syafi'ie

Isnin, 4 Januari 2010

hadis

عن أبي سعيد الخدري t قال: سمعت رسول الله e یقول: (( من رأى منكم منكرا فليغيره

بيده، فإن لم یستطع فبلسانه، فإن لم یستطع فبقلبه. وذلك أضعف الإیمان )) رواه مسلم.

Hadis diriwayatkan oleh al-lmam Muslim.
Daripada Abu Sa'id al-Khudrie r.a. beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa di kalangan kamu melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya. Sekiranya dia tidak mampu maka hendaklah dia mengubahnya dengan lidahnya. Sekiranya dia tidak mampu maka hendaklah dia mengubahnya dengan hatinya. Yang sedemikian itu adalah selemah-lemah iman.

Pengajaran hadis:
(1) Menunaikan tanggungjawab dakwah iaitu menyeru kepada perkara ma'aruf dan mencegahkemungkaran adalah suatu kewajipan ke atas seorang mukmin yang tidak harus dipandang enteng,kerana kecelakaan akan menimpa seluruh umat sekiranya kemungkaran dibiarkan terus merebak.

(2) Barangsiapa yang melihat suatu kemungkaran berlaku di depan matanya, dan dia berkuasa mencegahnya sama ada dengan tangannya atau dengan lidahnya maka dia berkewajipan mencegah kemungkaran tersebut. Dia berdosa membiarkan kemungkaran tersebut berlalu tanpa sebarang tindakan atau percubaan mahu mencegahnya, kecuali kalau dia tidak mampu atau kerana dibimbangi akan membawa kemudharatan kepada dirinya apabila dia mencegah mungkar itu.

(3) Mencegah mungkar hanya dengan hati, iaitu dengan membencinya dan berazam mahu mencegahnya pada suatu masa nanti kalau dia mampu adalah tahap iman yang paling lemah.